Pilihan Rasional Indonesia Dalam Keberlanjutan Agenda Indonesia-Japan Economic Partnership Agreement (IJEPA)
DOI:
https://doi.org/10.33197/jpi.v1i1.1086Keywords:
Economic Partnership, IJEPA, Indonesia, Rational Choice TheoryAbstract
Perjanjian Kerja Sama Ekonomi Indonesia-Jepang resmi berlaku selama lima tahun, dimulai pada tanggal 1 Juli 2008-2013. Terdapat tiga pilar utama yang menjadi fokus pondasi IJEPA, diantaranya ialah liberalisasi perdagangan, fasilitasi perdagangan, dan peningkatan kapasitas. Selain dengan pihak Jepang, kesepakatan IJEPA melibatkan banyak pihak dalam negeri. Aktor utama pada riset ini ialah kepala pemerintah Indonesia. Riset ini memaparkan rasionalisasi pemerintah Indonesia menggunakan teori pilihan rasional dalam keberlanjutan agenda IJEPA. Walau pada bagian pemaparan riset terkesan subjektif dan spekulatif, penulisan riset ini sepenuhnya bersifat deskriptif dengan metode riset kualitatif dari Robert E. Stake, serta argumentasi teoretis yang berdasar pada teori pilihan rasional milik Elizabeth Nunn dan informasi yang tersedia. Melalui teori pilihan rasional, pertimbangan pemerintah Indonesia terkait keberlanjutan agenda IJEPA dibagi menjadi tiga; preferensi ideologi, kepentingan ekonomi, dan kepentingan politik. Hasil dari riset ini menjelaskan bahwa preferensi ideologi Presiden Indonesia yang berupa “A million friends, zero enemy” dan ‘Nawa Cita’ dapat mempengaruhi dan menjadi landasan kebijakan terkait keberlanjutan agenda IJEPA. Selanjutnya, dalam kepentingan ekonomi, keberlanjutan agenda IJEPA dilatarbelakangi oleh upaya pemulihan ekonomi Indonesia. Sedangkan untuk kepentingan politik pemerintah Indonesia, keberlanjutan agenda IJEPA merupakan bagian dari strategi politik Jokowi dalam meningkatkan kepuasan publik terkait kemampuan kinerjanya di bidang ekonomi.Temuan riset ini ialah adanya kepentingan politik dari pihak eksternal yang turut mempengaruhi pertimbangan pemerintah Indonesia dalam keberlanjutan agenda IJEPA.