Jurnal Perdagangan Internasional
https://journal.widyatama.ac.id/index.php/jpi
<p><strong>Jurnal Perdagangan Internasional</strong> is a peer-reviewed bi-annual academic journal. It is dedicated to facilitating the exchange of ideas and research on themes that focus on various issues within the Interactions between international trade and politics, which includes but is not limited to International politics and trade disputes, Relationships between international trade and development, Economic diplomacy, Export promotion, Diplomacy and international trade, Cross border e-commerce in emerging markets.</p> <p><strong>Jurnal Perdagangan Internasional</strong> accepts original manuscripts in Bahasa or English with the following types: Scholarly Article, Book Review, and Review Article. The Journal is published twice a year, in April and November, and published by Universitas Widyatama</p> <p><strong>Jurnal Perdagangan Internasional</strong> is registered with the Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN):</p> <p><a href="https://issn.brin.go.id/terbit/detail/20230414171620159">E-ISSN: 2988-3288</a></p> <p><a href="https://issn.brin.go.id/terbit/detail/20230519451445025">P-ISSN: 3025-826X</a></p>Universitas Widyatamaen-USJurnal Perdagangan Internasional3025-826XTransformasi Aksesi World Trade Organization: Dari Interface ke Marketisasi dalam Integrasi Non-Market Economies
https://journal.widyatama.ac.id/index.php/jpi/article/view/1943
<div><span lang="IN">Penelitian ini mengkaji proses integrasi ekonomi non-pasar (NMEs) ke dalam World Trade Organization (WTO), dengan fokus pada evolusi pendekatan diplomasi perdagangan dan tantangan yang muncul dari perbedaan sistem ekonomi. Menggunakan metode kualitatif dan studi pustaka, analisis ini menyoroti bagaimana konflik antara asumsi ekonomi pasar WTO dan praktik ekonomi terencana negara-negara NME telah mengarah pada pengembangan strategi integrasi yang unik. Melalui pendekatan triangulasi data untuk validasi, studi ini mengungkapkan bahwa proses aksesi NME ke WTO telah bertransformasi dari model antarmuka yang netral menjadi strategi "marketisasi" yang menekankan reformasi ekonomi pro-pasar sebagai syarat keanggotaan. Analisis tematik dari dokumen kebijakan, protokol aksesi, dan literatur terkait menunjukkan pergeseran ideologi dalam rezim perdagangan global, dimana WTO memainkan peran kunci dalam memfasilitasi transisi ekonomi NME menuju ekonomi pasar. Temuan ini memberikan wawasan penting tentang dinamika kekuasaan dalam diplomasi perdagangan multilateral dan implikasinya terhadap keseragaman sistem ekonomi global.</span></div>Revita Maghfira Shavira Putri
Copyright (c) 2024 Jurnal Perdagangan Internasional
2024-04-302024-04-302110.33197/jpi.v2i1.1943ASEAN–China Free Trade Agreement: Ekonomi Politik di Indonesia
https://journal.widyatama.ac.id/index.php/jpi/article/view/1944
<div><span lang="IN">Penelitian ini berfokus pada dinamika ekonomi politik ASEAN–China <em>Free Trade Agreement</em> (ACFTA) di Indonesia, mengingat perdebatan seputar perjanjian tersebut telah memicu perubahan signifikan dalam kebijakan perdagangan negara. ACFTA, yang mulai mengurangi tarif pada 2005, telah menjadi salah satu perjanjian perdagangan regional terpenting. Penelitian ini menjelaskan dampak ACFTA menggunakan metode simulasi kesetimbangan parsial sederhana dan model gravitasi, berlandaskan pada data perdagangan tahun 2010-2022.</span></div> <div><span lang="IN"> </span></div> <div><span lang="EN-US">Penelitian ini menggunakan simulasi kesetimbangan parsial sederhana berlandaskan pada struktur minimal dan asumsi tertentu, mirip dengan model SMART yang digunakan oleh UNCTAD dan World Bank. Metode ini mempertimbangkan pemotongan tarif preferensial, penciptaan perdagangan, dan pengalihan perdagangan. Analisis dilakukan secara detail berdasarkan klasifikasi komoditas Harmonized System (HS) enam digit, dengan asumsi bahwa ada substitusi tidak sempurna di antara impor suatu komoditas tertentu dari berbagai negara sumber. Temuan kuantitatif menunjukkan bahwa pemotongan tarif ACFTA berdampak pada penurunan rata-rata tarif impor di Indonesia dari 25% menjadi 19%, dan di Cina dari 44% menjadi 41%. Dampak ACFTA terhadap arus perdagangan Indonesia mencakup peningkatan impor dari Cina dan perubahan bersih dalam neraca perdagangan. Analisis lebih lanjut menyediakan dasar untuk memperkirakan perubahan pendapatan bea cukai dan efek neto terhadap kesejahteraan ekonomi nasional. </span></div>Muhammad Fhareza Deri
Copyright (c) 2024 Jurnal Perdagangan Internasional
2024-06-182024-06-182110.33197/jpi.v2i1.1944Proteksionisme E-Commerce dalam Pelarangan Impor Barang Cross Border aplikasi Shopee
https://journal.widyatama.ac.id/index.php/jpi/article/view/2014
<p>Artikel ini menjelaskan analisis yang diambil secara kritis berdasarkan perspektif liberalisme mengenai kebijakan proteksionisme yang diterapkan untuk platform e-commerce, terkhusus mengenai pelarangan impor barang <em>cross-border</em> yang terjadi pada platform Shopee. Pada era globalisasi, terdapat banyak bentuk kerjasama yang dilakukan negara-negara dengan satu sama lain, seperti adanya kegiatan ekspor dan impor. Tidak ada sedikit kemungkinan bahwa terdapat ketidakteraturan dalam menjalankan kegiatan ekspor dan impor, sehingga kebijakan proteksionisme dijadikan sebagai salah satu penjaga batasan kegiatan impor antar negara. Dengan menggunakan studi kasus yang terjadi di platform Shopee, artikel ini akan meneliti dampak kebijakan tersebut dalam beberapa aspek, seperti pada dinamika perdagangan, hubungan antar negara, dan akses batasan akses konsumen dalam penggunaan aplikasi <em>e-commerce</em>. Pentingnya keseimbangan antara kepentingan nasional dan global dalam konteks ekonomi digital telah menjadi pusat perdebatan. Dengan menggunakan perspektif liberalisme, artikel ini akan mengeksplorasi argumen yang mendukung dan menentang kebijakan proteksionisme di sektor e-commerce. Akan ada pengidentifikasian mengenai potensi ketidakselarasan kebijakan tersebut dengan prinsip-prinsip liberalisme ekonomi yang memiliki penekanan pada perdagangan bebas. Dalam analisisnya, artikel ini menggunakan metode studi pustaka untuk mendapatkan informasi. Kasus pelarangan impor barang <em>cross-border</em> di Shopee ini akan menjadi salah satu contoh penjelasan tentang bagaimana kebijakan proteksionisme dapat mempengaruhi pelaku bisnis, konsumen, dan seluruh ekosistem e-commerce.</p>Gilang Nur AlamFuad Azmi
Copyright (c) 2024 Jurnal Perdagangan Internasional
2024-07-312024-07-3121314310.33197/jpi.v2i1.2014